Obrolan DIAR3 : Danu Kritis Gerakan Sosial

Dok. Pribadi

Suatu pagi di sebuah warung nasi di kota A, terlihat Reza dan Danu sedang menikmati sarapan mereka yang mungkin bisa dibilang sederhana namun cukup mewah bagi pengangguran seperti mereka. Dengan menu lauk seadanya, cukup membantu memberikan tenaga bagi mereka untuk mengawali hari itu. Disela agenda makan mereka, tampak pula percakapan yang sepertinya serius antara mereka berdua yang sedari tadi duduk bersebelahan.
....
Reza : “Yo, Bung! Aku merasa kasihan padamu. Kenapa setiap hari menu makanmu selalu hanya dengan Tahu dan sambal saja?”
Danu : “Bukan bermaksud merendah. Aku hanya miris terhadap nasib orang-orang yang terabaikan keberadaannya oleh pemerintah. Kau bisa melihat sendiri betapa memprihatinkannya keadaan mereka yang hidup di pinggiran sungai di ibukota, atau mereka yang hidup dibawah jalan-jalan layang di ibukota yang sewaktu-waktu bisa saja rapuh dan menimpa mereka. Untuk makan sehari-haripun, mereka harus berjuang dengan keras untuk mengais rezeki ditengah hiruk pikuk dan bahayanya ibukota. Kau mengerti?”
Reza : “Wah, Aku tidak menyangka ternyata hatimu cukup mulia juga. Dengan alasan sosial seperti itu, kau rela setiap hari hanya makan dengan menu Tahu dan sambal seadanya. Baru kali ini aku memiliki teman yang berjiwa sosial tinggi seperti itu. Aku bangga bisa menjadi temanmu.”
Danu : “Tidak perlu berlebihan. Aku memang memiliki jiwa sosial yang tinggi karena sudah ada dalam darahku. Tapi bukan itu alasanku sarapan dengan menu ini setiap harinya.”
Reza : “Lantas, apa alasanmu?”
Danu : “Coba kau bayangkan, di era sekarang ini semua kebutuhan manusia terus meningkat baik itu kebutuhan primer maupun sekunder. Belum lagi dengan pertambahan populasi penduduk yang terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Dalam hal ini, maka akan berdampak pada ketersediaannya lapangan pekerjaan bagi rakyat.Dan inilah yang akhirnya menyebabkan terpuruknya perekonomian rakyat.”
Reza : “Hmm… Intinya?”
Danu : “Ya… Intinya sebagai rakyat, aku sedang mengalami keterpurukan ekonomi. Karena itulah aku hanya mampu membeli makanan dengan lauk seadanya ini.”
Reza : “Haha… Bicaramu ngelantur kemana-mana, tapi tidak ada gunanya.”
Danu : “Kau tau sendiri, kita ini pengangguran kelas berat di kota ini. Bisa sarapan saja kita harusnya sudah bersyukur. Ya toh?”
Reza : “Ya! Untuk yang satu ini, aku setuju denganmu. Oh ya, apa kau juga mau mendengar cerita kenapa setiap hari aku hanya sarapan dengan menu Tempe dan kecap?”
Danu : “Kurasa sebaiknya tidak. Pasti bualanmu tidak akan jauh berbeda denganku.”
Reza : “Hahaha… Aku tau kau pasti tidak akan mau.”

#Reza & Danu
Penulis : Rizal Asqi
Image By : Reza